Masih banyak saudara kita di pelosok negeri yang ingin membaca dan menghafal Al-Qur’an, namun mereka tidak memiliki mushaf yang layak. Beberapa santri bahkan harus bergantian menggunakan satu mushaf yang sama, atau membaca dari lembaran-lembaran Al-Qur’an yang sudah lusuh.

Di tanah para nabi, jeritan saudara-saudara kita menggema. Anak-anak kehilangan orang tua, rumah-rumah hancur, dan saudara kita bertahan dalam keterbatasan. Setiap hari mereka menghadapi ketidakpastian, namun tetap teguh dalam keimanan. Di tengah derita ini, kita bisa menjadi harapan bagi mereka.

Di berbagai pelosok negeri, banyak santri yang berjuang menghafal Al-Qur’an dalam keterbatasan. Mereka belajar di tempat yang tidak layak, tanpa ruang yang nyaman untuk murojaah atau menyetorkan hafalan. Padahal, memiliki tempat khusus untuk menghafal sangat membantu mereka dalam menjaga hafalan dengan lebih baik.